Senin, 19 Januari 2015

Nasib Penepat Sumpah Mati



Hello Readers, sorry yha. Udah lama nih gak ngepost. Aku mau ngepost cerita lagi nih. Semoga bisa mengisi kesibukan readers ya. Selamat Membaca... ^_^

Di sebuah SMA, ada seorang gadis bernama Diva. Dia merupakan gadis yang tak main-main dengan perkataannya. Apalagi tentang sumpah. Dia selalu memegang teguh sumpahnya dengan teman-temannya. Terkadang sumpahnya itu mengancam nyawanya.
Suatu hari, sahabatnya, David menemui Diva yang sedang duduk di luar kelas. David dan Diva sudah berteman sejak lama.
“hei, Div!” kata David
“hei Dav. Ada apa?” tanya Diva.
Dari dalam kelas, Jessica, Lucy dan Icha melihat David dan Diva yang sedang duduk berdua. Jessica sangat menyukai David hanya saja ia cemburu karena Diva menghalanginya untuk bisa berdekatan dengan David.
“aku boleh minta tolong enggak?” tanya David.
“minta tolong apa?” tanya Diva.
“besok pulang sekolah aku ikut Ekstra Futsal. Dan motorku mau dipakai ayahku pergi ke Rumah Kakekku. Bisa aku nebeng pulang sama kamu?” tanya David.
“boleh. Besok aku juga ada Ekstra Tari.” Kata Diva.
“OK! Besok abis Ekstra aku tunggu di depan kelas ya!” kata David.
“Siipp..” kata Diva.
“kamu enggak akan ninggalin aku kan?” tanya David.
“aku janji, kalau aku ngelanggar janjiku sendiri, aku akan bunuh diriku sendiri!” kata Diva.
“waduh… sangar banget janji kamu. Janganlah bersumpah kayak gitu!!” kata David.
“ini menandakan aku akan benar-benar memegang janji itu.” kata Diva.
“iya. Tapi enggak sampai segitunya kalii!!” kata David.
“aku gak main-main sama janjiku. Tenang aja!” kata Diva.
Sementara itu, Jessica, Lucy dan Icha mendengar percakapan mereka.
“hmm… guys. Aku punya ide cemerlang!” kata Jessica.
“ide apa Jess?” tanya Icha.
Kemudian Jessica membisiki Lucy dan Icha. Tiba-tiba Lucy tersenyum, sementara Icha terkejut.
“wah, ide bagus tuh Jess!” kata Lucy.
“eh, tapi ngeri ah!!” kata Icha sedikit takut.
“tenang aja lah Icha. Enggak akan ada yang tahu. Dengan ini Diva bakalan jauh dari kita. Dan David akan jadi milikku Forever!!!” kata Jessica sambil tersenyum jahat.
Sepulang sekolah, ketika Diva berjalan menuju luar kelas, dari luar pintu Diva didorong sehingga terjatuh. Dan masuklah dari balik pintu, Jessica, Lucy dan Icha.
“hei Div, aku butuh bantuan kamu!” kata Jessica.
“kamu enggak perlu jorokin aku kalo cuma mau minta bantuan. Tinggal bilang apa!” Kata Diva.
“OK! Aku minta bantuan kamu untuk…” kata Jessica.
“untuk apa?” tanya Diva.
“untuk ngejauhin David.” Kata Jessica.
“oh… aku mau bantuin kamu. Tapi sayangnya, aku ada janji sama David besok, jadi maaf!” kata Diva.
“ehhh… ya enggak bisa gitu dong. Kamu tahu aku suka sama David. Seharusnya kamu ngertiin aku dong!” kata Jessica.
“Maaf, aku juga enggak bisa bantuin kamu soal ini.” kata Diva.
“lha kenapa?” tanya Jessica.
“lebih baik enggak aku kasih tahu aja, demi yang terbaik.” Kata Diva.
“kasih tau nggak! Kalau nggak, liat akibatnya!!” ancam Jessica.
“OK, OK, aku kasih tahu. Kamu enggak perlu ngancam begitu. Tapi aku sudah memperingatkanmu!!” kata Diva.
“kasih tau aja apa yang David bilang sama kamu!” kata Jessica.
“aku sudah berjanji pada David untuk tidak mendekatkan kamu dengan David. Kata David ada seseorang yang dia sukai sekarang.” kata Diva.
“terus siapa orang itu?” tanya Jessica.
“aku enggak tahu. Maaf, aku ditungguin teman-temanku. Permisi!” Kata Diva.
“eh, tunggu. Ini cuma akal-akalan kamu aja kan? Bilang aja kamu enggak suka aku deketan sama David.” Kata Jessica sambil memegang kerah baju Diva.
“beneran kok. Aku bersumpah!!” Kata Diva agak takut.
Kemudian Jessica melepas kerah baju Diva.
“OK, aku percaya sama kamu. Tapi coba kita lihat apa kamu bakal selalu pegang sumpah kamu atau tidak!!” kata Jessica.
Kemudian Jessica, Lucy dan Icha pun pergi meninggalkan Diva.
“Jessica, sadis banget tuh cewek! Wajar aja kalo David enggak suka sama dia. Galaknya melebihi macan beranak. Hiiiiii!!” kata Diva.
Esoknya, David mengikuti Ekstra Futsal dan Diva mengikuti Ekstra Tari. Seusai Ekstra, Diva masuk toilet untuk ganti baju. Ketika ia ganti baju,datanglah Jessica, Lucy dan Icha dengan mengendap-endap. Kemudian Jessica mengunci dari luar toilet yang dimasuki Diva lalu pergi. Seusai ganti baju, ketika Diva ingin membuka pintu, pintunya terkunci. Diva pun mengetuk pintu dan memanggil seseorang dari luar.
Sementara itu, David menunggu Diva di depan kelas. Kemudian datanglah Jessica, Lucy dan Icha.
“David, kok masih disini?” tanya Jessica.
“aku nungguin Diva. Kalian lihat Diva nggak?” tanya David.
“enggak tuh. Ya kan?” kata Jessica sambil menoleh pada Lucy dan Icha.
Lucy dan Icha pun mengangguk.
“tumben nyari Diva. Ada apa?” tanya Jessica.
“aku ada urusan sama Diva.” Kata David.
“Oh… lha motor kamu kemana?” tanya Jessica.
“motorku? Hmm…” kata David ragu-ragu.
“udah. Aku tahu kok kamu enggak bawa motor kan hari ini? aku antar pulang mau enggak?” tanya Jessica.
“enggak usah. Nanti aku bareng Diva aja.” Kata David.
“emangnya kamu mau nungguin Diva sampai berapa lama? Dari tadi kita enggak lihat Diva. Udah bareng aku aja ya!” kata Jessica.
“kalian sendiri kenapa belum pulang?” tanya David.
“hmmm… kita…” kata Jessica ragu-ragu.
“ikut Ekstra Biologi.” Potong Icha.
“iya. Ikut Ekstra Biologi.” Kata Jessica tersenyum.
“Oh… aku baru tahu kalian ikut Ekstra Biologi. Sejak kapan?” tanya David.
“Sejak…” kata Jessica.
“Sejak kemarin.” Potong Lucy.
“iya. Sejak kemarin.” Kata Jessica.
“Oh…” kata David.
“gimana, jadi mau aku anterin pulang nggak?” tanya Jessica.
“ya udah deh.” Kata David sedikit kecewa.
Kemudian David, Jessica, Lucy dan Icha berjalan menuju parkiran. Ketika Jessica mengeluarkan motornya, David melihat motor bermerk-an, ‘SUPRA FIT’ yang terlihat sedikit ketinggalan jaman.
“perasaan itu motornya Diva deh. Terus Diva kemana?” gumam David.
“ayo David!” kata Jessica memanggil David.
David pun membonceng dan mereka pun pulang.
Sementara itu, Diva terus memanggil seseorang untuk menolongnya. Dan datanglah Satpam Penjaga Sekolah membukakan pintu toilet Diva. Dan akhirnya Diva dapat keluar.
“lho kok bisa kekunci gimana sih dek?” tanya satpam.
“enggak tau. baru aja aku masuk tahu-tahu udah kekunci.” Kata Diva.
“kayaknya ada yang iseng ngunciin kamu di toilet.” Kata satpam.
“gak tau ah. Ya udah pak! saya ke kelas dulu ya, ditungguin temen. Makasih udah nolongin!” kata Diva.
“ya sudah. Hati-hati ya!” kata satpam.
Kemudian Diva berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, Diva mencari David namun tak ada. Diva pun menunggu David namun tidak datang-datang. Tiba-tiba satu pesan diterima Diva.
Gak usah nyariin… Aku udah dianterin Jessica…
ini pertama kalinya kamu melanggar janji kamu..
Dan Diva pun merasa bersalah. Dia tak menepati janjinya pada David. Malamnya, Diva terbayangkan janjinya yang tak ia tepati itu. Dan ia pun membayangkan konsekuensi dari janjinya itu.
“aku telah melanggar janji David. Jadi aku harus menerima konsekuensinya besok. Aku harus MATI!!!!” kata Diva.
Kemudian Diva mengirimkan pesan pada teman-teman dan keluarganya untuk meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Teman-temannya pun kebingungan dengan permintaan maaf Diva yang tak biasa itu. Namun Diva menyembunyikannya hingga keesokan harinya.
Esoknya, Diva menceritakan kejadiannya pada teman-temannya.
“Diva, kamu enggak usah ngelakuin itu.” kata Zaskia, salah satu temannya.
“aku harus. Aku udah janji.” Kata Diva.
“tapi itu bunuh diri. Dan itu adalah DOSA BESAR!!!” kata Lissa, salah satu teman yang lain.
“tapi janji adalah hutang, dan harus ditepati. Jika janji tidak bisa membayarnya maka konsekuensi yang akan membayarnya.” Kata Diva.
Sepulang sekolah, Diva naik ke atap gedung SMA. Serentak murid-murid yang melihatnya terkejut. Sementara itu teman Diva, Zaskia dan Lissa menemui David.
“David, Diva mau bunuh diri.” Kata Zaskia agak panik.
“apa?” kata David terkejut.
“iya. Diva ngelanggar janji kamu kemarin, jadi dia mau nerima konsekuensinya, yaitu BUNUH DIRI!!!” kata Lissa.
“bentar dulu.” Kata David.
“lha kok bentar. Keburu mati!!” kata Zaskia panic.
“iya iya. Begini, aku cuma ngerasa kalo sebenarnya Diva dijebak.” Kata David.
“hah.. dijebak?” tanya Lissa.
“kemarin aku lihat motornya masih ada di parkiran.” Kata David.
“berarti ada yang rencanain ini semua.” Kata Zaskia.
Sementara itu, Jessica, Lucy dan Icha di kantin yang sedang bersuka ria.
“nah, dengan perginya cewek lugu itu, David punya aku.” Kata Jessica.
“rencana kamu berhasil Jess!!” kata Lucy.
“tapi kalo ketahuan gimana?” tanya Icha.
“udahlah ca, nggak akan ketahuan! Yang penting hari ini kita bisa pesta pora.” kata Jessica.
Tiba-tiba David muncul di hadapan mereka. Mereka terkejut.
“Oh.. jadi kalian yang ngrencanain ini semua? Kalian yang jebak Diva biar nerima konsekuensinya! Tega banget sih kalian?” kata David.
“ah,,, enggak kok. Kita enggak rencanain ini kok.” Kata Jessica.
“alah.. bohong. Aku dengar celotehan kalian barusan. Kalau sampai terjadi apa-apa. Kalian akan menerima resikonya.” Kata David.
“tunggu David. Kenapa sih kamu sensi banget sama aku? Kamu enggak suka aku deket sama kamu, dan bahkan kamu nyuruh Diva ngejauhin aku dari kamu. Kenapa? Karena kamu suka sama orang lain?” tanya Jessica.
“iya. Aku emang nyuruh Diva untuk jauhin kamu dari aku. Dan emang aku suka sama orang lain. Karena orang itu adalah DIVA!!” kata David.
Kemudian David meninggalkan Jessica, Lucy dan Icha. Jessica pun menangis. Lucy dan Icha mencoba menenangkan Jessica.
Sementara itu, Diva masih berdiri di atap gedung SMA. Zaskia dan Lissa berteriak dari bawah.
“Diva, jangan lakuin ini. kamu tidak perlu menerima konsekuensi ini. David sudah memaafkan kamu.” Kata Lissa.
“ya Tuhan. Apa tindakanku ini salah? Apa menerima konsekuensi itu salah? Aku melakukan ini karena aku telah melanggar janjiku. Aku harap Engkau masih mau mengampuni dosaku ini.” gumam Diva.
Kemudian Diva menjatuhkan diri dari atap gedung. Zaskia dan Lissa serta murid-murid yang menonton serentak terkejut. Tiba-tiba David menangkap dan menggendong Diva yang terjatuh itu. Diva pun terkejut dan memandangnya. Zaskia, Lissa dan murid-murid yang lain pun bertepuk tangan.
“David?” tanya Diva.
“kamu enggak perlu menerima konsekuensi ini.” kata David.
“tapi,… aku melanggar janjiku padamu. Aku harus menerima konsekuensi ini.” kata Diva.
“tidak. Ada seseorang yang tak punya hati menjebakmu sehingga kamu harus menerima konsekuensi ini. kamu enggak salah Div.” kata David.
“jadi sebenarnya aku menepati janji?” tanya Diva.
“iya. Kamu sudah menepati janjimu. Dan satu hal lagi, aku sudah menepatkanmu di hatiku.” Kata David.
“yang bener menempatkanmu di hatiku. Jadi yang kamu maksud, kamu menyukai seseorang…” Kata Diva.
“itu kamu.” Kata David.
Diva dan David pun tersenyum.
Akhirnya, Diva telah terbebas dari vonisnya. Sementara Jessica, Lucy dan Icha menerima konsekuensinya yakni di keluarkan dari sekolah. Dan Diva berjanji untuk selalu menepati janji dan dengan konsekuensi yang tak mengancam nyawanya.