Hello Readers, sorry yha. Udah lama nih gak ngepost. Aku mau ngepost cerita lagi nih. Semoga bisa mengisi kesibukan readers ya. Selamat Membaca... ^_^
Di sebuah SMA, ada seorang
gadis bernama Diva. Dia merupakan gadis yang tak main-main dengan perkataannya.
Apalagi tentang sumpah. Dia selalu memegang teguh sumpahnya dengan
teman-temannya. Terkadang sumpahnya itu mengancam nyawanya.
Suatu hari, sahabatnya, David
menemui Diva yang sedang duduk di luar kelas. David dan Diva sudah berteman
sejak lama.
“hei, Div!” kata David
“hei Dav. Ada apa?” tanya
Diva.
Dari dalam kelas, Jessica,
Lucy dan Icha melihat David dan Diva yang sedang duduk berdua. Jessica sangat
menyukai David hanya saja ia cemburu karena Diva menghalanginya untuk bisa
berdekatan dengan David.
“aku boleh minta tolong
enggak?” tanya David.
“minta tolong apa?” tanya
Diva.
“besok pulang sekolah aku
ikut Ekstra Futsal. Dan motorku mau dipakai ayahku pergi ke Rumah Kakekku. Bisa
aku nebeng pulang sama kamu?” tanya David.
“boleh. Besok aku juga ada
Ekstra Tari.” Kata Diva.
“OK! Besok abis Ekstra aku
tunggu di depan kelas ya!” kata David.
“Siipp..” kata Diva.
“kamu enggak akan ninggalin
aku kan?” tanya David.
“aku janji, kalau aku
ngelanggar janjiku sendiri, aku akan bunuh diriku sendiri!” kata Diva.
“waduh… sangar banget janji
kamu. Janganlah bersumpah kayak gitu!!” kata David.
“ini menandakan aku akan
benar-benar memegang janji itu.” kata Diva.
“iya. Tapi enggak sampai
segitunya kalii!!” kata David.
“aku gak main-main sama
janjiku. Tenang aja!” kata Diva.
Sementara itu, Jessica, Lucy
dan Icha mendengar percakapan mereka.
“hmm… guys. Aku punya ide
cemerlang!” kata Jessica.
“ide apa Jess?” tanya Icha.
Kemudian Jessica membisiki
Lucy dan Icha. Tiba-tiba Lucy tersenyum, sementara Icha terkejut.
“wah, ide bagus tuh Jess!”
kata Lucy.
“eh, tapi ngeri ah!!” kata
Icha sedikit takut.
“tenang aja lah Icha. Enggak
akan ada yang tahu. Dengan ini Diva bakalan jauh dari kita. Dan David akan jadi
milikku Forever!!!” kata Jessica sambil tersenyum jahat.
Sepulang sekolah, ketika Diva
berjalan menuju luar kelas, dari luar pintu Diva didorong sehingga terjatuh.
Dan masuklah dari balik pintu, Jessica, Lucy dan Icha.
“hei Div, aku butuh bantuan
kamu!” kata Jessica.
“kamu enggak perlu jorokin
aku kalo cuma mau minta bantuan. Tinggal bilang apa!” Kata Diva.
“OK! Aku minta bantuan kamu
untuk…” kata Jessica.
“untuk apa?” tanya Diva.
“untuk ngejauhin David.” Kata
Jessica.
“oh… aku mau bantuin kamu.
Tapi sayangnya, aku ada janji sama David besok, jadi maaf!” kata Diva.
“ehhh… ya enggak bisa gitu
dong. Kamu tahu aku suka sama David. Seharusnya kamu ngertiin aku dong!” kata
Jessica.
“Maaf, aku juga enggak bisa
bantuin kamu soal ini.” kata Diva.
“lha kenapa?” tanya Jessica.
“lebih baik enggak aku kasih
tahu aja, demi yang terbaik.” Kata Diva.
“kasih tau nggak! Kalau
nggak, liat akibatnya!!” ancam Jessica.
“OK, OK, aku kasih tahu. Kamu
enggak perlu ngancam begitu. Tapi aku sudah memperingatkanmu!!” kata Diva.
“kasih tau aja apa yang David
bilang sama kamu!” kata Jessica.
“aku sudah berjanji pada
David untuk tidak mendekatkan kamu dengan David. Kata David ada seseorang yang
dia sukai sekarang.” kata Diva.
“terus siapa orang itu?”
tanya Jessica.
“aku enggak tahu. Maaf, aku
ditungguin teman-temanku. Permisi!” Kata Diva.
“eh, tunggu. Ini cuma
akal-akalan kamu aja kan? Bilang aja kamu enggak suka aku deketan sama David.”
Kata Jessica sambil memegang kerah baju Diva.
“beneran kok. Aku bersumpah!!”
Kata Diva agak takut.
Kemudian Jessica melepas
kerah baju Diva.
“OK, aku percaya sama kamu.
Tapi coba kita lihat apa kamu bakal selalu pegang sumpah kamu atau tidak!!”
kata Jessica.
Kemudian Jessica, Lucy dan
Icha pun pergi meninggalkan Diva.
“Jessica, sadis banget tuh
cewek! Wajar aja kalo David enggak suka sama dia. Galaknya melebihi macan
beranak. Hiiiiii!!” kata Diva.
Esoknya, David mengikuti
Ekstra Futsal dan Diva mengikuti Ekstra Tari. Seusai Ekstra, Diva masuk toilet
untuk ganti baju. Ketika ia ganti baju,datanglah Jessica, Lucy dan Icha dengan
mengendap-endap. Kemudian Jessica mengunci dari luar toilet yang dimasuki Diva
lalu pergi. Seusai ganti baju, ketika Diva ingin membuka pintu, pintunya
terkunci. Diva pun mengetuk pintu dan memanggil seseorang dari luar.
Sementara itu, David menunggu
Diva di depan kelas. Kemudian datanglah Jessica, Lucy dan Icha.
“David, kok masih disini?”
tanya Jessica.
“aku nungguin Diva. Kalian
lihat Diva nggak?” tanya David.
“enggak tuh. Ya kan?” kata
Jessica sambil menoleh pada Lucy dan Icha.
Lucy dan Icha pun mengangguk.
“tumben nyari Diva. Ada apa?”
tanya Jessica.
“aku ada urusan sama Diva.”
Kata David.
“Oh… lha motor kamu kemana?”
tanya Jessica.
“motorku? Hmm…” kata David ragu-ragu.
“udah. Aku tahu kok kamu
enggak bawa motor kan hari ini? aku antar pulang mau enggak?” tanya Jessica.
“enggak usah. Nanti aku
bareng Diva aja.” Kata David.
“emangnya kamu mau nungguin
Diva sampai berapa lama? Dari tadi kita enggak lihat Diva. Udah bareng aku aja
ya!” kata Jessica.
“kalian sendiri kenapa belum
pulang?” tanya David.
“hmmm… kita…” kata Jessica
ragu-ragu.
“ikut Ekstra Biologi.” Potong
Icha.
“iya. Ikut Ekstra Biologi.”
Kata Jessica tersenyum.
“Oh… aku baru tahu kalian
ikut Ekstra Biologi. Sejak kapan?” tanya David.
“Sejak…” kata Jessica.
“Sejak kemarin.” Potong Lucy.
“iya. Sejak kemarin.” Kata
Jessica.
“Oh…” kata David.
“gimana, jadi mau aku anterin
pulang nggak?” tanya Jessica.
“ya udah deh.” Kata David
sedikit kecewa.
Kemudian David, Jessica, Lucy
dan Icha berjalan menuju parkiran. Ketika Jessica mengeluarkan motornya, David
melihat motor bermerk-an, ‘SUPRA FIT’ yang terlihat sedikit ketinggalan jaman.
“perasaan itu motornya Diva
deh. Terus Diva kemana?” gumam David.
“ayo David!” kata Jessica
memanggil David.
David pun membonceng dan
mereka pun pulang.
Sementara itu, Diva terus
memanggil seseorang untuk menolongnya. Dan datanglah Satpam Penjaga Sekolah
membukakan pintu toilet Diva. Dan akhirnya Diva dapat keluar.
“lho kok bisa kekunci gimana
sih dek?” tanya satpam.
“enggak tau. baru aja aku
masuk tahu-tahu udah kekunci.” Kata Diva.
“kayaknya ada yang iseng
ngunciin kamu di toilet.” Kata satpam.
“gak tau ah. Ya udah pak!
saya ke kelas dulu ya, ditungguin temen. Makasih udah nolongin!” kata Diva.
“ya sudah. Hati-hati ya!”
kata satpam.
Kemudian Diva berjalan menuju
kelas. Sesampainya di kelas, Diva mencari David namun tak ada. Diva pun
menunggu David namun tidak datang-datang. Tiba-tiba satu pesan diterima Diva.
Gak
usah nyariin… Aku udah dianterin Jessica…
ini
pertama kalinya kamu melanggar janji kamu..
Dan Diva pun merasa bersalah.
Dia tak menepati janjinya pada David. Malamnya, Diva terbayangkan janjinya yang
tak ia tepati itu. Dan ia pun membayangkan konsekuensi dari janjinya itu.
“aku telah melanggar janji
David. Jadi aku harus menerima konsekuensinya besok. Aku harus MATI!!!!” kata
Diva.
Kemudian Diva mengirimkan
pesan pada teman-teman dan keluarganya untuk meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukannya. Teman-temannya pun kebingungan dengan permintaan maaf Diva yang
tak biasa itu. Namun Diva menyembunyikannya hingga keesokan harinya.
Esoknya, Diva menceritakan
kejadiannya pada teman-temannya.
“Diva,
kamu enggak usah ngelakuin itu.” kata Zaskia, salah satu temannya.
“aku
harus. Aku udah janji.” Kata Diva.
“tapi
itu bunuh diri. Dan itu adalah DOSA BESAR!!!” kata Lissa, salah satu teman yang
lain.
“tapi
janji adalah hutang, dan harus ditepati. Jika janji tidak bisa membayarnya maka
konsekuensi yang akan membayarnya.” Kata Diva.
Sepulang sekolah, Diva naik
ke atap gedung SMA. Serentak murid-murid yang melihatnya terkejut. Sementara
itu teman Diva, Zaskia dan Lissa menemui David.
“David, Diva mau bunuh diri.”
Kata Zaskia agak panik.
“apa?” kata David terkejut.
“iya. Diva ngelanggar janji kamu
kemarin, jadi dia mau nerima konsekuensinya, yaitu BUNUH DIRI!!!” kata Lissa.
“bentar dulu.” Kata David.
“lha kok bentar. Keburu
mati!!” kata Zaskia panic.
“iya iya. Begini, aku cuma
ngerasa kalo sebenarnya Diva dijebak.” Kata David.
“hah.. dijebak?” tanya Lissa.
“kemarin aku lihat motornya
masih ada di parkiran.” Kata David.
“berarti ada yang rencanain
ini semua.” Kata Zaskia.
Sementara itu, Jessica, Lucy
dan Icha di kantin yang sedang bersuka ria.
“nah, dengan perginya cewek
lugu itu, David punya aku.” Kata Jessica.
“rencana kamu berhasil
Jess!!” kata Lucy.
“tapi kalo ketahuan gimana?”
tanya Icha.
“udahlah ca, nggak akan
ketahuan! Yang penting hari ini kita bisa pesta pora.” kata Jessica.
Tiba-tiba David muncul di
hadapan mereka. Mereka terkejut.
“Oh.. jadi kalian yang
ngrencanain ini semua? Kalian yang jebak Diva biar nerima konsekuensinya! Tega
banget sih kalian?” kata David.
“ah,,, enggak kok. Kita
enggak rencanain ini kok.” Kata Jessica.
“alah.. bohong. Aku dengar
celotehan kalian barusan. Kalau sampai terjadi apa-apa. Kalian akan menerima
resikonya.” Kata David.
“tunggu David. Kenapa sih
kamu sensi banget sama aku? Kamu enggak suka aku deket sama kamu, dan bahkan
kamu nyuruh Diva ngejauhin aku dari kamu. Kenapa? Karena kamu suka sama orang
lain?” tanya Jessica.
“iya. Aku emang nyuruh Diva
untuk jauhin kamu dari aku. Dan emang aku suka sama orang lain. Karena orang
itu adalah DIVA!!” kata David.
Kemudian David meninggalkan
Jessica, Lucy dan Icha. Jessica pun menangis. Lucy dan Icha mencoba menenangkan
Jessica.
Sementara itu, Diva masih
berdiri di atap gedung SMA. Zaskia dan Lissa berteriak dari bawah.
“Diva, jangan lakuin ini.
kamu tidak perlu menerima konsekuensi ini. David sudah memaafkan kamu.” Kata
Lissa.
“ya Tuhan. Apa tindakanku ini
salah? Apa menerima konsekuensi itu salah? Aku melakukan ini karena aku telah
melanggar janjiku. Aku harap Engkau masih mau mengampuni dosaku ini.” gumam
Diva.
Kemudian Diva menjatuhkan
diri dari atap gedung. Zaskia dan Lissa serta murid-murid yang menonton serentak
terkejut. Tiba-tiba David menangkap dan menggendong Diva yang terjatuh itu.
Diva pun terkejut dan memandangnya. Zaskia, Lissa dan murid-murid yang lain pun
bertepuk tangan.
“David?” tanya Diva.
“kamu enggak perlu menerima
konsekuensi ini.” kata David.
“tapi,… aku melanggar janjiku
padamu. Aku harus menerima konsekuensi ini.” kata Diva.
“tidak. Ada seseorang yang
tak punya hati menjebakmu sehingga kamu harus menerima konsekuensi ini. kamu
enggak salah Div.” kata David.
“jadi sebenarnya aku menepati
janji?” tanya Diva.
“iya. Kamu sudah menepati
janjimu. Dan satu hal lagi, aku sudah menepatkanmu di hatiku.” Kata David.
“yang bener menempatkanmu di
hatiku. Jadi yang kamu maksud, kamu menyukai seseorang…” Kata Diva.
“itu kamu.” Kata David.
Diva dan David pun tersenyum.
Akhirnya, Diva telah terbebas dari vonisnya.
Sementara Jessica, Lucy dan Icha menerima konsekuensinya yakni di keluarkan
dari sekolah. Dan Diva berjanji untuk selalu menepati janji dan dengan
konsekuensi yang tak mengancam nyawanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar