Minggu, 14 Desember 2014

Pengorbanan (Bab 6 Misteri Hilangnya Tias)

hello again readers, Vava akan melanjutkan cerita "Pengorbanan". Sebelumnya Vava tanya dong, readers sehat kan ^_^ Vava lagi sakit, sakitnya tuh disini hehe.. Vava doakan readers sehat semua dan bisa membaca postingan dari Vava ya Amin.. Selamat Membaca....



Esoknya, murid-murid bersiap untuk pulang. Tias membereskan barang-barangnya. Sesampainya di rumah, Tiba-tiba ia diculik oleh 2 orang bertopeng. Mereka pun membawa Tias ke mobil dan pergi. Keesokan harinya, Ega menunggu Tias di depan kelas.
“kayaknya dia gak masuk hari ini. dia beneran bakal ngejauhin gue.” Gumam Ega.
Tiba-tiba Surya dan Aldi datang dan melihat Ega dengan kerisauannya.
“ga, lu ngapain disini?” tanya Surya.
“gue nungguin Tias.” Kata Ega.
“nungguin Tias? Emangnya dia belom dateng? Biasanya dia kan paling tertib, kecuali kalo dia lagi ada masalah.” Kata Aldi.
Kesedihan Ega pun semakin menjadi. Beberapa menit kemudian Yuni dan Yolan bertemu Ega, Aldi dan Surya.
“gue tau, lu nungguin Tias kan? Dia udah nggak sekolah disini lagi. Dia bilang dia bakal sekolah di luar kota.” Kata Yuni.
“kok lu bisa tahu?” kata Ega.
Yuni mengambil ponselnya. Ia menunjukkan pesan dari Tias yang berisikan.
Tolong bilangin ke Ega gue gak sekolah di SMA Pancasila lagi.gue pindah ke luar kota. Gue harap dengan pindahnya gue ke sana, lu bakal lupain gue. Jadi tolong turutin kemauan terakhir gue. Jangan sia-siain kepergian gue.
TIAS
Ega dan teman-teman yang lain terkejut.
“gue sih berfikir ini mungkin Tias yang lain. Tapi, bisa juga ini dia. makanya gue kasih tau elo buat mastiin ini nomer benar dari Tias atau bukan.” Kata Yuni.
“iya. Ini emang nomernya Tias. Tapi kenapa dia ngirim ke nomer lu?” tanya Ega.
“mana gue tau. Gue juga kaget kalo dia sms gue. Gue juga bingung darimana dia dapet nomor HP gue. ”
Ega pun mencoba menghubungi nomer Tias namun tak diangkat. Ega mulai kesal yang bercampur kecewa.
“ga, udah. Bukannya dia udah ngomong terus terang sama elo.” kata Yuni.
“iya ga, seharusnya lu lebih mikirin Siska. Dia tersiksa gara-gara lu lebih peduliin Tias daripada Siska.” Kata Yolan.
Ega terdiam. Dia sadar bahwa Siska adalah kekasih yang dia punya sekarang. Karna itu, Ega menemui Siska dan meminta maaf. Mereka pun menjalani hubungan kekasih seperti biasanya.
Sementara Tias terbangun dan dia berada di sebuah gudang tua dengan tubuh terikat di kursi yang didudukinya. Tias pun berusaha melepaskan ikatannya dan berteriak meminta tolong. Tiba-tiba dua orang laki-laki menemuinya. Mereka berpakaian layaknya preman.Tias terus berusaha melepaskan ikatannya dan menjerit minta tolong. Orang-orang itupun tertawa kecil. Orang itupun tak tahan dengan jeritan Tias lalu salah satu dari mereka mengambil plester lalu melekatkannya di mulut Tias. Tias berusaha melawan namun tak bisa. Setelah orang itu menutup mulut Tias mereka pergi. Tias terus berteriak dan berusaha melepas ikatannya namun sia-sia.
Di sekolah saat istirahat, Ega memergoki Yuni yang sedang menelfon dengan berbisik-bisik. Ega mulai mencurigai temannya itu.
Kemudian Ega mendatangi Pohon Sahabat. Ega memandangi Taman buatan ayahnya . Tiba-tiba ia melihat ukiran pohon yang dibuat Tias. Ternyata itu ukiran yang dibuat Tias saat Ega pertama kali datang di pohon itu. Ukiran yang bergambarkan dua hati tertembus oleh satu panah. Lalu Ega terfikirkan lagi, kata-kata terakhir Tias saat malam perkemahan. Ega memikirkan sesuatu.
Sesampainya di kelas, ia memergoki Yuni yang sedang mengobrol dengan Yolan. Ega bersembunyi di balik tembok kelas.
“senang banget ya? Tias udah nggak ada disini, jadi nggak perlu takut rahasia kita terbongkar.” Kata Yuni.
“ya, tapi sampai kapan Siska berpura-pura jadi pacarnya Ega?” kata Yolan
“kita tunggu sampai Ega benar-benar melupakan Tias. Baru kita cari cara buat mutusin Siska dari Ega.” kata Yuni.
“kenapa harus nunggu? Kita kan udah buat Ega yakin kalo Siska yang nyelametin Ega pas digebukin anak-anak Tunas, bukan Tias.” Kata Yolan.
“kita harus nunggu. Kalo Siska mutusin Ega sekarang, Ega pasti berencana nyari Tias dan bawa dia ke sekolah ini lagi.” Kata Yuni.
Dengan cepat Ega keluar dari balik tembok dan memperlihatkan dirinya pada Yuni dan Yolan. Yuni dan Yolan pun terkejut.
“oh, jadi yang nyelametin gue pas digebukin anak-anak Tunas itu Tias, bukan Siska?” tanya Ega.
Yuni dan Yolan hanya terdiam.
“jawab pertanyaan gue, benar apa nggak?” tanya Ega sedikit kesal.
Yolan mengangguk.
“kenapa kalian nggak ngomong yang sebenarnya? Kenapa kalian sembunyiin itu dari gue?” kata Ega dengan kesal.
Yuni dan Yolan hanya diam. Namun Ega terus berusaha agar Yuni dan Yolan mengatakannya.
“kalian tau nggak, gue jadi ngerasa bersalah sama Tias. Gue udah nyakitin dia dulu. Gue udah kasih hati gue buat Siska yang seharusnya buat Tias. Tias ngorbanin dirinya buat nyelametin gue, dia bahkan rela berbohong buat kalian. KALIAN NYADAR GAK SIH SEBERAPA SAKIT YANG TIAS RASAIN SELAMA INI?” tanya Ega marah.
“gak cuma itu ga.” Kata Aldi yang tiba-tiba datang bersama Surya.
Yuni, Yolan dan Ega terkejut.
“mereka juga nyuruh Tias buat bilang ke elo kalo dia gak cinta sama elo. Padahal saat itu dia pingin nyatain perasaannya ke elo.” Kata Aldi.
Kemudian Aldi mengambil kertas yang ada di sakunya dan memberikannya ke Ega.
“itu kertas bon saat lu nipu Tias soal kerusakan motor lu. Dia nulis puisi disebaliknya.” Kata Aldi.
Ega membaca puisi tersebut.
“ku berbaring di bawah langit malam,dimana bulan menyinari sebagian belahan bumi ini. dimana bintang-bintang berkelap-kelip seperti kunang menari di ruang hati ini. jika langit malam itu adalah ruang hatiku, bulan itu adalah Tuhanku, bintang-bintang adalah keluarga dan teman-temanku. Lalu orang yang ku cinta, apakah tak ada di langit malam? Ada. Ia akan menjadi bintang kejora. Mengapa? Walau bintang kejora lebih kecil dari bintang yang lain. Namun ia akan menjadi yang terindah di langit malam. Itulah kau, bintang kejoraku.”
Ega terharu membacanya puisi tersebut. Lalu ia menyimpan kertas itu dan kembali berbicara dengan Yuni, Yolan, Aldi dan Surya.
“kalian dapet bon ini darimana?” tanya Ega.
“sepulang dari kemah, kita buntutin Tias ke rumahnya. Dia jatuhin itu di saat, dia…” kata Surya.
“disaat dia apa?” tanya Ega.
“di saat dia…. di culik.” Kata Aldi.
Ega, Yolan dan Yuni terkejut.
“apa, diculik? Kenapa kalian nggak bilang ke gue?” kata Ega.
“kita sengaja nggak bilang ke elo karena lu masih pacaran sama Siska. Kita gak mau lu bermasalah sama Siska lagi karena lu masih peduli sama Tias. Jadi kita cari cara sendiri buat nyari dimana Tias diculik.” Kata Aldi.
Ega pun kesal dan bingung. Tiba-tiba HP Yuni berbunyi, seseorang menelpon Yuni. Namun Yuni mematikan telfon itu dan wajah Yuni memucat. Teman-teman yang lain bingung.
“kenapa nggak diangkat?” kata Yolan.
“bukan apa-apa kok. Cuma orang iseng.” Kata Yuni.
Ega pun menaruh curiga pada Yuni.
“nomernya Siapa? Coba gue liat.” Kata Ega sambil mengulurkan tangannya.
Wajah Yuni semakin pucat. Tiba-tiba HP Yuni berbunyi lagi. Ega membujuk Yuni untuk meminjamkan HPnya, namun Yuni diam saja. teman-teman yang lain pun bingung. Dengan cepat Yuni kabur dari Ega dan yang lain. Mereka semakin bingung dengan Yuni.
“kok malah lari. Emangnya ada apaan sih?” kata Yolan.
“kayaknya ada sesuatu yang Yuni sembunyiin. Ayo, kita ikutin.” Kata Ega.
Ega, Aldi, Surya dan Yolan berlari mengikuti Yuni tanpa sepengetahuan Yuni. Sampai di suatu tempat, Yuni menelfon orang tadi.
“gila ya lo. Gue hampir ketahuan gara-gara lu.” Kata Yuni.
“tapi mereka nggak tahu kan?” kata seseorang yang menelpon Yuni
“mereka nggak tahu. Ada apa lu nelpon gue, apa dia buat ulah lagi?” kata Yuni.
“nggak. Dia udah nggak bisa buat apa-apa lagi. tapi dia nggak mau ngasih tau kita dimana warisan itu” kata orang itu.
“kalo gitu paksa dia pake cara apapun. kita harus dapetin itu, atau usaha kita sia-sia.” Kata Yuni.
Yuni menutup telfonnya lalu berbalik arah kembali ke kelas. Di tengah jalan ia disekap oleh Ega, Aldi, Surya dan Yolan. Yuni tak mengatakan apapun. Ega mulai kesal dan ia mencengkram kencang tangan Yuni. Ega mengulangi perkataan yang sama.Yuni yang sudah sangat terpojok tak kuat lagi. jadi ia memberitahukannya bahwa Tias ada di gudang SMA Tunas. Dan dia dijaga sama anak-anak SMA Tunas.
Ega tanpa pikir panjang langsung mengambil motornya dan pergi mencari Tias. Surya dan Aldi menyusul Ega. Sementara Yolan mengurung Yuni di kelas agar tidak kabur.
“gue gak nyangka, lu bisa sekejam itu. lu bakal gue sekap sampai mereka berhasil nyelametin Tias.” kata Yolan.
Yuni hanya terdiam dan tersenyum jahat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar