Esoknya,
murid-murid bersiap untuk pulang. Tias membereskan barang-barangnya. Sesampainya
di rumah, Tiba-tiba ia diculik oleh 2 orang bertopeng. Mereka pun membawa Tias
ke mobil dan pergi. Keesokan harinya, Ega menunggu Tias di depan kelas.
“kayaknya
dia gak masuk hari ini. dia beneran bakal ngejauhin gue.” Gumam Ega.
Tiba-tiba
Surya dan Aldi datang dan melihat Ega dengan kerisauannya.
“ga,
lu ngapain disini?” tanya Surya.
“gue
nungguin Tias.” Kata Ega.
“nungguin
Tias? Emangnya dia belom dateng? Biasanya dia kan paling tertib, kecuali kalo
dia lagi ada masalah.” Kata Aldi.
Kesedihan
Ega pun semakin menjadi. Beberapa menit kemudian Yuni dan Yolan bertemu Ega,
Aldi dan Surya.
“gue tau, lu
nungguin Tias kan? Dia udah nggak sekolah disini lagi. Dia bilang dia bakal
sekolah di luar kota.” Kata Yuni.
“kok lu bisa
tahu?” kata Ega.
Yuni mengambil
ponselnya. Ia menunjukkan pesan dari Tias yang berisikan.
Tolong bilangin ke Ega
gue gak sekolah di SMA Pancasila lagi.gue pindah ke luar kota. Gue harap dengan
pindahnya gue ke sana, lu bakal lupain gue. Jadi tolong turutin kemauan
terakhir gue. Jangan sia-siain kepergian gue.
TIAS
Ega dan
teman-teman yang lain terkejut.
“gue sih
berfikir ini mungkin Tias yang lain. Tapi, bisa juga ini dia. makanya gue kasih
tau elo buat mastiin ini nomer benar dari Tias atau bukan.” Kata Yuni.
“iya. Ini
emang nomernya Tias. Tapi kenapa dia ngirim ke nomer lu?” tanya Ega.
“mana gue
tau. Gue juga kaget kalo dia sms gue. Gue juga bingung darimana dia dapet nomor
HP gue. ”
Ega pun
mencoba menghubungi nomer Tias namun tak diangkat. Ega mulai kesal yang
bercampur kecewa.
“ga, udah.
Bukannya dia udah ngomong terus terang sama elo.” kata Yuni.
“iya ga,
seharusnya lu lebih mikirin Siska. Dia tersiksa gara-gara lu lebih peduliin
Tias daripada Siska.” Kata Yolan.
Ega terdiam.
Dia sadar bahwa Siska adalah kekasih yang dia punya sekarang. Karna itu, Ega
menemui Siska dan meminta maaf. Mereka pun menjalani hubungan kekasih seperti
biasanya.
Sementara
Tias terbangun dan dia berada di sebuah gudang tua dengan tubuh terikat di
kursi yang didudukinya. Tias pun berusaha melepaskan ikatannya dan berteriak
meminta tolong. Tiba-tiba dua orang laki-laki menemuinya. Mereka berpakaian
layaknya preman.Tias terus berusaha melepaskan ikatannya dan menjerit minta
tolong. Orang-orang itupun tertawa kecil. Orang itupun tak tahan dengan jeritan
Tias lalu salah satu dari mereka mengambil plester lalu melekatkannya di mulut
Tias. Tias berusaha melawan namun tak bisa. Setelah orang itu menutup mulut
Tias mereka pergi. Tias terus berteriak dan berusaha melepas ikatannya namun
sia-sia.
Di
sekolah saat istirahat, Ega memergoki Yuni yang sedang menelfon dengan
berbisik-bisik. Ega mulai mencurigai temannya itu.
Kemudian
Ega mendatangi Pohon Sahabat. Ega memandangi Taman buatan ayahnya . Tiba-tiba
ia melihat ukiran pohon yang dibuat Tias. Ternyata itu ukiran yang dibuat Tias
saat Ega pertama kali datang di pohon itu. Ukiran yang bergambarkan dua hati
tertembus oleh satu panah. Lalu Ega terfikirkan lagi, kata-kata terakhir Tias saat
malam perkemahan. Ega memikirkan sesuatu.
Sesampainya
di kelas, ia memergoki Yuni yang sedang mengobrol dengan Yolan. Ega bersembunyi
di balik tembok kelas.
“senang
banget ya? Tias udah nggak ada disini, jadi nggak perlu takut rahasia kita
terbongkar.” Kata Yuni.
“ya,
tapi sampai kapan Siska berpura-pura jadi pacarnya Ega?” kata Yolan
“kita
tunggu sampai Ega benar-benar melupakan Tias. Baru kita cari cara buat mutusin
Siska dari Ega.” kata Yuni.
“kenapa
harus nunggu? Kita kan udah buat Ega yakin kalo Siska yang nyelametin Ega pas
digebukin anak-anak Tunas, bukan Tias.” Kata Yolan.
“kita
harus nunggu. Kalo Siska mutusin Ega sekarang, Ega pasti berencana nyari Tias
dan bawa dia ke sekolah ini lagi.” Kata Yuni.
Dengan
cepat Ega keluar dari balik tembok dan memperlihatkan dirinya pada Yuni dan
Yolan. Yuni dan Yolan pun terkejut.
“oh,
jadi yang nyelametin gue pas digebukin anak-anak Tunas itu Tias, bukan Siska?”
tanya Ega.
Yuni
dan Yolan hanya terdiam.
“jawab
pertanyaan gue, benar apa nggak?” tanya Ega sedikit kesal.
Yolan
mengangguk.
“kenapa
kalian nggak ngomong yang sebenarnya? Kenapa kalian sembunyiin itu dari gue?”
kata Ega dengan kesal.
Yuni
dan Yolan hanya diam. Namun Ega terus berusaha agar Yuni dan Yolan
mengatakannya.
“kalian
tau nggak, gue jadi ngerasa bersalah sama Tias. Gue udah nyakitin dia dulu. Gue
udah kasih hati gue buat Siska yang seharusnya buat Tias. Tias ngorbanin
dirinya buat nyelametin gue, dia bahkan rela berbohong buat kalian. KALIAN
NYADAR GAK SIH SEBERAPA SAKIT YANG TIAS RASAIN SELAMA INI?” tanya Ega marah.
“gak
cuma itu ga.” Kata Aldi yang tiba-tiba datang bersama Surya.
Yuni,
Yolan dan Ega terkejut.
“mereka
juga nyuruh Tias buat bilang ke elo kalo dia gak cinta sama elo. Padahal saat
itu dia pingin nyatain perasaannya ke elo.” Kata Aldi.
Kemudian
Aldi mengambil kertas yang ada di sakunya dan memberikannya ke Ega.
“itu
kertas bon saat lu nipu Tias soal kerusakan motor lu. Dia nulis puisi
disebaliknya.” Kata Aldi.
Ega
membaca puisi tersebut.
“ku berbaring di bawah
langit malam,dimana bulan menyinari sebagian belahan bumi ini. dimana
bintang-bintang berkelap-kelip seperti kunang menari di ruang hati ini. jika
langit malam itu adalah ruang hatiku, bulan itu adalah Tuhanku, bintang-bintang
adalah keluarga dan teman-temanku. Lalu orang yang ku cinta, apakah tak ada di
langit malam? Ada. Ia akan menjadi bintang kejora. Mengapa? Walau bintang
kejora lebih kecil dari bintang yang lain. Namun ia akan menjadi yang terindah
di langit malam. Itulah kau, bintang kejoraku.”
Ega terharu membacanya puisi tersebut.
Lalu ia menyimpan kertas itu dan kembali berbicara dengan Yuni, Yolan, Aldi dan
Surya.
“kalian dapet bon ini darimana?” tanya
Ega.
“sepulang dari kemah, kita buntutin Tias
ke rumahnya. Dia jatuhin itu di saat, dia…” kata Surya.
“disaat dia apa?” tanya Ega.
“di saat dia…. di culik.” Kata Aldi.
Ega, Yolan dan Yuni terkejut.
“apa, diculik? Kenapa kalian nggak bilang
ke gue?” kata Ega.
“kita sengaja nggak bilang ke elo karena
lu masih pacaran sama Siska. Kita gak mau lu bermasalah sama Siska lagi karena
lu masih peduli sama Tias. Jadi kita cari cara sendiri buat nyari dimana Tias
diculik.” Kata Aldi.
Ega pun kesal dan bingung. Tiba-tiba HP
Yuni berbunyi, seseorang menelpon Yuni. Namun Yuni mematikan telfon itu dan
wajah Yuni memucat. Teman-teman yang lain bingung.
“kenapa nggak diangkat?” kata Yolan.
“bukan apa-apa kok. Cuma orang iseng.”
Kata Yuni.
Ega pun menaruh curiga pada Yuni.
“nomernya Siapa? Coba gue liat.” Kata Ega
sambil mengulurkan tangannya.
Wajah Yuni semakin pucat. Tiba-tiba HP
Yuni berbunyi lagi. Ega membujuk Yuni untuk meminjamkan HPnya, namun Yuni diam
saja. teman-teman yang lain pun bingung. Dengan cepat Yuni kabur dari Ega dan
yang lain. Mereka semakin bingung dengan Yuni.
“kok malah lari. Emangnya ada apaan sih?”
kata Yolan.
“kayaknya ada sesuatu yang Yuni
sembunyiin. Ayo, kita ikutin.” Kata Ega.
Ega, Aldi, Surya dan Yolan berlari
mengikuti Yuni tanpa sepengetahuan Yuni. Sampai di suatu tempat, Yuni menelfon
orang tadi.
“gila ya lo. Gue hampir ketahuan
gara-gara lu.” Kata Yuni.
“tapi mereka nggak tahu kan?” kata
seseorang yang menelpon Yuni
“mereka nggak tahu. Ada apa lu nelpon
gue, apa dia buat ulah lagi?” kata Yuni.
“nggak. Dia udah nggak bisa buat apa-apa
lagi. tapi dia nggak mau ngasih tau kita dimana warisan itu” kata orang itu.
“kalo gitu paksa dia pake cara apapun. kita
harus dapetin itu, atau usaha kita sia-sia.” Kata Yuni.
Yuni menutup telfonnya lalu berbalik arah
kembali ke kelas. Di tengah jalan ia disekap oleh Ega, Aldi, Surya dan Yolan. Yuni
tak mengatakan apapun. Ega mulai kesal dan ia mencengkram kencang tangan Yuni.
Ega mengulangi perkataan yang sama.Yuni yang sudah sangat terpojok tak kuat
lagi. jadi ia memberitahukannya bahwa Tias ada di gudang SMA Tunas. Dan dia
dijaga sama anak-anak SMA Tunas.
Ega tanpa
pikir panjang langsung mengambil motornya dan pergi mencari Tias. Surya dan
Aldi menyusul Ega. Sementara Yolan mengurung Yuni di kelas agar tidak kabur.
“gue gak
nyangka, lu bisa sekejam itu. lu bakal gue sekap sampai mereka berhasil
nyelametin Tias.” kata Yolan.
Yuni hanya
terdiam dan tersenyum jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar