Minggu, 14 Desember 2014

Pengorbanan (Bab 7 Kemajuan Ega)

Hello readers, Penasaran dengan hasil akhirnya? Ini dia the ending cerita alias Bab terakhir. Selamat Membaca...



Sesampainya di depan gerbang SMA Tunas. Ia masuk perlahan. Ia melihat sekelilingnya. Lingkungan SMA Tunas begitu tak terawat. Daun-daun kering dan sampah bertebaran dimana-mana. Ega terus menelusuri lingkungan SMA Tunas mencari Tias. Sampai ditengah kawasan SMA Tunas, sekelompok anak-anak yang memukuli Ega saat itu datang menemuinya.
Tanpa pikir panjang anak-anak SMA Tunas mulai menghabisi Ega. Dengan terpaksa Ega menghabisi mereka walau Ega tahu dia takkan bisa mengalahkan mereka sekaligus. Saat Ega telah terpojok di saat yang sama Aldi dan Surya datang membantu Ega. Aldi dan Surya menyuruh Ega mencari Tias sementara mereka mencoba menghabisi anak-anak SMA Tunas. Ega pun pergi mencari Tias, dia takkan menyia-nyiakan perjuangan Aldi dan Surya menolongnya menyelamatkan Tias.
Ega mencari ke semua ruang yang ada di SMA Tunas namun dia tak menemukan Tias. Sampai ia menemukan sebuah gudang tua dan Ega melihat  Yuni berada di depan pintu gudang.
“Yuni? bagaimana lu bisa ada disini?” tanya Ega bingung
Yuni hanya tertawa kecil.
Saat Yolan menjaga Yuni di luar pintu, Yuni mencoba keluar melewati jendela tanpa suara sedikitpun. Ia memanggil salah satu anak SMA Tunas untuk membantunya keluar.
“lu udah keterlaluan Yuni. Sekarang gue mau tanya sama elo. Apa tujuan lu lakuin ini semua?” kata Ega
“gue tahu soal warisan dari ayah kalian yang tersembunyi di sekolah ini. Karena kebetulan lu ada disini…”
Yuni membuka pintu gudang dan terlihatlah Tias terikat. Ega terkejut.
“gue minta lu kasih tau dimana warisan itu. Kalo gak…” kata Yuni sambil mengeluarkan korek api.”
Tiba-tiba Ega melihat dan mencium bau minyak tanah di sekeliling gudang. Yuni menyalakan korek apinya, dan Ega terkejut. Tias terus-terusan menggelengkan kepalanya. Ega tak tahu lagi yang harus ia lakukan. Akhirnya ia mengatakan letak warisan itu. Ega pun menyuruh Yuni tidak membakar gudang itu beserta Tias di dalamnya. Namun Yuni begitu licik, ia melemparkan korek api tersebut lalu pergi. Tias terkejut dan Ega masuk ke gudang yang terbakar tersebut. Tias pun kebingungan, dan Ega melepas plester yang terekat di mulut Tias dan berusaha melepaskan tali tersebut.
“ga, ngapain lu disini?” kata Tias.
“gue pingin lunasin utang gue sama elo.. karena udah nyelametin gue saat digebukin anak-anak Tunas.” Kata Ega.
“jadi.. lu udah tau?” kata Tias.
“gue udah tau semuanya.” Kata Ega.
“semuanya, benarkah?” kata Tias.
jika langit malam itu adalah ruang hatiku, bulan itu adalah Tuhanku, bintang-bintang adalah keluarga dan teman-temanku. Lalu orang yang ku cinta, apakah tak ada di langit malam? Ada. Ia akan menjadi bintang kejora. Mengapa? Walau bintang kejora lebih kecil dari bintang yang lain. Namun ia akan menjadi yang terindah di langit malam. Itulah kau, bintang kejoraku“ kata Ega.
“siapa yang ngasih tahu puisiku?” kata Tias.
“takdir yang ngasih tau. Dan takdir juga yang ngasih tau, lu itu yang seharusnya memiliki hati gue.” Kata Ega.
Tias tersenyum. Akhirnya ikatan terlepas dari tubuh Tias. Tias berdiri dan langsung memeluk Ega. Tias menangis terharu dan Ega akhirnya dapat melepas rasa rindunya. Tiba-tiba atap gudang runtuh menutupi pintu gudang. Mereka terjebak dan berusaha keluar dari gudang namun sia-sia.
Tuhan menunjukkan keajaibannya, hujan deras menuruni wilayah SMA Tunas. Beberapa menit kemudian, api gudang tersebut padam. Ega dan Tias akhirnya dapat keluar dari gudang.
Dari kejauhan Aldi dan Surya mendatangi mereka. mereka meledek Ega dan Tias lagi.di tengah-tengah bercandaan tiba-tiba Tias teringat Yuni.
Kemudian Tias, Ega, Surya dan Aldi keluar mengambil motor mereka lalu pergi ke SMA Pancasila. Sampai di sana, mereka melihat mobil polisi menetap di sekitar gerbang SMA Pancasila. Mereka berjalan menuju gerbang sekolah dan melihat Yuni telah dibawa oleh polisi. Tepat di belakangnya Yolan muncul dan melihat Tias, Ega, Surya dan Aldi. Mereka berlari menemui Yolan dengan gembira.
“ gue yang manggil polisi itu kemari. Tindakan Yuni udah diluar batas. Jadi saat gue kurung dia di kelas, gue sempet nelpon polisi buat nangkep dia. emang pas mau nangkep dia, dia kabur lewat jendela. tapi gue beruntung banget salah satu siswa liat Yuni pergi. jadi sebelum Yuni kembali ke SMA Pancasila, gue sama polisi-polisi tadi nyusun rencana buat nangkep Yuni. Dan ternyata berhasil.” Kata Yolan.
“lu hebat Yolan.” Kata Tias bahagia.
“terima kasih. Gue juga pingin minta maaf karena udah jahat sama elo selama ini.” kata Yolan.
“kita juga ya Tias.” Kata Surya dan Aldi.
“sudahlah, kalian tidak salah apa-apa. Ini hanya kesalahpahaman saja.” kata Tias.
Yolan tersenyum lalu memeluk Tias. Surya dan Aldi pun ingin memeluk Tias namun Ega melarangnya. Tias dan Yolan tertawa. Di tengah kegembiraan sepasang suami istri dengan baju seperti orang terhormat mendatangi mereka. Tias yang paling terkejut.
“ayah, ibu.” Kata Tias sambil memeluk mereka.
“jadi, ini ayah sama ibu lu? Tapi kok,..” kata Ega.
“sorry gue gak bilang sama kalian. Ayah dan ibu gue seorang pengusaha di Singapura. Gue ngontrak karena gue pingin coba mandiri dan pingin mencoba hal-hal baru.” Kata Tias.
“jadi, sebenarnya elo itu orang kaya?” kata Aldi
Tias mengangguk. Aldi, Surya dan Yolan saling berhadapan.
“untuk merayakan ini, gimana kalo kita makan-makan.” Kata Tias
“boleh kan yah?” kata Tias sambil memandang ayahnya.
“tentu boleh sayang. Kira-kira mau makan dimana?” kata ayah Tias.
Akhir yang bahagia. Mereka sadar bahwa sahabat sejati adalah sahabat yang rela mengorbankan dirinya untuk sahabat yang disayanginya. Dan kekasih adalah sahabat yang paling indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar